Olala..this is my new entry :D
Judul Diskusi : “Jakarte 1, siape punye?”
Hari/Tanggal : Rabu, 28 Maret 2012
Tempat : Jakarta
Waktu : Pukul 19.30-23.00 WIB
Pemimpin Dikusi : Karni Ilyas
Narasumber :
Ridwan Saidi (Pakar Budayawan)
Sutiyoso (Mantan Gubernur DKI Jakarta)
Dhanang Parikesit (Pakar Transportasi)
Yayat Soeprijatna (Pakar Tatakota)
Erwin Kallo (Pakar Pertanahan)
Faisal Basri (Bakal CAGUB DKI Jakarta)
Hendardji Soepandji (Bakal CAGUB DKI Jakarta)
Basuki Tjahaja Purnama (Bakal CAWAGUB DKI Jakarta)
Alex Noerdin (Bakal CAGUB DKI Jakarta)
Gamawan Fauzi (Menteri Dalam Negeri)
Burhanuddin Muhtadi (Pengamat Politik)
Hidayat Nurwahid (Bakal CAGUB DKI Jakarta)
Didiek Rachbini (Bakal CAWAGUB DKI Jakarta)
Nono Sampono (Bakal CAWAGUB DKI Jakarta)
A. Riza (Bakal CAWAGUB DKI Jakarta)
Anwar Fuadi
Ruhut Sitompul
Masalah
yang dibahas : Visi-Misi CAGUB & CAWAGUB
DKI Jakarta 2012, serta pandangan para pakar
sehubungan dengan dengan solusi penyelesaian masalah Kemacetan,
Kemiskinan, dan Banjir di Jakarta yang sangat kompleks.
Uraian :
a.
Pendahuluan
Diskusi
Indonesia Lawyers Club dibuka pada pukul 19.30 oleh Karni ilyas dengan
menyampaikan Judul/Topik diskusi “Jakarte 1 siape punye?”.
b.
Pertanyaan Diskusi
Sesi
ini diisi dengan pertanyaan dari Karni Ilyas untuk narasumber. Pertanyaannya
sebagai berikut:
1. “Jakarte
1,siape punye?”, ditujukan kepada Ridwan Saidi.
2. “Berikan
analisa mengenai konsep lalu lintas di Jakarta!”, ditujukan kepada Sutiyoso.
3. “Apakah konsep lalu lintas yang dipaparkan
oleh Sutiyoso sudah benar, kesalahannya dimana?” ditujukan kepada Dhanang
Parikesit.
4. “Dalam
tata ruang Jakarta, didominasi oleh bangunan mall dan akan dibangun 21 mall,
benarkah pernyataan tersebut?”, ditujukan kepada Yayat Soeprijatna.
5. “Dimana
letak kesalahan tata kota yang harus diperhatikan?”, ditujukan kepada Yayat
Soeprijatna.
6. “Berikan
pendapat mengenai kota yang dijadikan kota bisnis sehingga kehidupan asli kota
menjadi hilang?”, ditujukan kepada Erwin Kallo.
7. “Apa
yang akan Mas Faisal lakukan jika terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta?”,
ditujukan kepada Faisal Basri.
8. “Apa
yang akan dilakukan untuk mengangkat warga yang berada di garis kemiskinan?”,
ditujukan kepada Hendardji Soepandji.
9. “Apa
alasan Anda mencalonkan diri menjadi CAWAGUB DKI Jakarta?”, ditujukan kepada
Basuki Tjahaja Purnama.
10. “Apa
yang akan Anda lakukan jika terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta?”, ditujukan
kepada Alex Noerdin.
11. “Bagaimana
pendapat Anda mengenai Gubernur Sumatera Selatan, Alex Noerdin dan Walikota
Solo, Jokowi yang mencalonkan diri menjadi Gubernur DKI Jakarta?”, ditujukan
untuk Gamawan Fauzi.
12. “Bagaimana
pendapat Anda sebagai seorang pengamat mengenai pandangan para pakar terhadap
Jakarta?”, ditujukan kepada Burhanuddin Muhtadi.
13. “Apa
konsep nyata Anda untuk Jakarta, dan apa yang mendorong Anda mencalonkan diri
menjadi CAGUB DKI Jakarta?”, ditujukan kepada Hidayat Nurwahid.
14. “Bagaimana
pendapat Anda mengenai persoalan masyarakat Jakarta?”, ditujukan kepada Nono
Sampono.
c. Tanggapan
Narasumber
1. Ridwan Saidi, mengatakan bahwa Jakarta
adalah milik republik, maka Jakarta memerlukan seorang Gubernur yang mampu
melestarikan kebudayaan yang ada.
2. Sutiyoso, mengatakan bahwa konsep lalu
lintas di Jakarta harus didukung oleh monorail, jalan MRT, dan waterway yang
memadai untuk mengakses jalan ke daerah-daerah lain.
3. Dhanang Parikesit, mengatakan bahwa
konsep lalu lintas yang dipaparkan oleh Sutiyoso sudah benar, namun harus dibenahi,
mengingat ramainya lalu lintas di Jabodetabek serta peningkatan jumlah penduduk
yang drastis. Jika hanya menerapkan konsep lalu lintas seperti yang dikatakan
Sutiyoso, maka masalah lalu lintas Jakarta belum bisa terselesaikan.
4.
Yayat Soepridjatna, mengatakan bahwa memang
benar bahwa kawasan Jakarta dipenuhi dengan bangunan mall dan akan dibangun 21
mall lagi.
5.
Yayat Soepridjatna, mengatakan bahwa
letak kesalahan tata ruang Jakarta terletak pada banyaknya jumlah bangunan mall
di Jakarta pada pusat kota, serta jarak antar mall yang berdekatan dengan tidak
didukung oleh area perparkiran untuk mall. Persoalan lain yang menjadi
kesalahan tata ruang Jakarta adalah belum adanya peraturan pendirian bangunan.
6. Erwin Kallo, mengatakan bahwa kota
Jakarta kehilangan kehidupan aslinya ketika NJOP naik dan penduduk berpindah ke
daerah lain. Akibatnya Jakarta kehilangan kehidupan asli serta kebudayaan dan
menjadi kota bisnis bagi investor dan orang kaya. Praktek ekonomi yang
dijalankan dengan sistem Kapitalis juga memicu hilangnya prinsip Pancasila
dalam kehidupan bermasyarakat
7.
Faisal Basri, mengatakan bahwa beliau
akan menegakkan disiplin lalu lintas, mengurangi persimpangan, mengatur lampu
lalu lintas, dan mengajak rakyat untuk mengawasi jalannya pemerintahan yang
menwarkan kemakmuran dan kesejahteraan bagi rakyat, dengan menghindari praktek
ekspansi pemerintahan.
8. Hendardji Soepandji, mengatakan bahwa
beliau akan mengangkat warga yang berada dalam garis kemiskinan dengan
menerapkan konsep revolusi hijau dengan mengolah lahan kosong dan pembangunan
manusia.
9.
Basuki Tjahaja Purnama, mengatakan bahwa
alasannya mencalonkan diri sebagai CAWAGUB DKI Jakarta adalah ingin memimpin
Jakarta menuju sukses seperti beliau memimpin Belitung Timur, namun pada jumlah
penduduk di kota megapolitan ini.
10.Alex
Noerdin, mengatakan bahwa beliau akan membenahi Jakarta dengan cara menetapkan
metode land consolidation yang pro hak rakyat, memberikan pendidikan wajib
belajar 12 tahun dan akses berobat gratis.
11. Gamawan
Fauzi, mengatakan bahwa seorang Gubernur dan Walikota yang mencalonkan diri ke
daerah lain untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta tidak melanggar aturan, sesuai
dengan UUD 1945.
12. Burhanuddin
Muhtadi, mengatakan bahwa Jakarta sebagai pusat ibukota dengan nilai simbolik
politik yang tinggi. Para elite politik juga sangat antusias dalam pemilihan
Gubernur pada tahun 2012 ini, yang menjadi batu loncatan menuju politik 2014.
13. Hidayat
Nurwahid, mengatakan bahwa beliau akan meneruskan program-program positif yang
sudah dilakukan gubernur-gubernur terdahulu dengan cara mengubah kondisi
negatif Jakarta menjadi positif dan menjadikan ibu kota sebagai tempat tinggal
yang layak dihuni, misalnya dalam mengatasi kemacetan dengan mengenali masalah
kemacetan dan membangun sentral-sentral di luar Jakarta. Sedangkan untuk
masalah kemiskinan, dengan melakukan tindakan efektif memperbesar anggaran
kepada rakyat yang membutuhkan.
14. Nono
Sampono, mengatakan bahwa masyarakat Jakarta tidak sekedar membutuhkan
gubernur, namun membutuhkan bapak sekaligus sahabat sehingga muncul kepercayaan
publik dengan menjadikan masyarakat sebagai subjek perekonomian. Serta
meningkatkan skala prioritas dalam kepemimpinan.
15. A.
Riza menambahkan penjelasan mengenai independen yang memiliki legitimasi, serta
menjelaskan keinginan independen untuk menjadi pemimpin yang baik, kuat,
memiliki kemampuan manajerial yang baik, mampu mengintegrasikan kepentingan
rakyat, dan peduli terhadap rakyat.
16. Anwar
Fuadi, menambahkan bahwa beliau sangat bangga karena kehadiran putra-putra
bangsa dalam diskusi ILC. Menurut beliau, ada tokoh-tokoh yang menyampaikan
visi dan misi yang luar biasa.
17. Ruhut
Sitompul menambahkan bahwa beliau mendukung pasangan Foke-Nara akan masuk ke
putaran kedua dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta. Ruhut juga menyampaikan
pembelaan terhadap Foke-Nara karena merasa tidak bisa menerima pendapat bahwa
Foke disebut gagal dalam membangun Jakarta, terutama mengatasi masalah
kemacetan.
d. Pokok-Pokok
Diskusi
1.
Jakarta membutuhkan seorang Gubernur
yang dapat mengatasi masalah kompleks seperti Banjir, Kemiskinan, dan
Kemacetan.
2.
Jakarta membutuhkan seorang Gubernur
yang mampu melestarikan kebudayaan Jakarta yang sudah memudar.
3. Konsep lalu lintas Jakarta masih harus
dibenahi, mengingat ramainya lalu lintas di Jabodetabek serta peningkatan
jumlah penduduk yang drastis.
4.
Perlunya peraturan pendirian bangunan
untuk membatasi jumlah bangunan mall yang mendominasi Jakarta.
5.
Jakarta tidak boleh dijadikan kota
bisnis, namun Jakarta harus menjadi kota asli dengan menerapkan prinsip
Pancasila yang demokratis.
6.
Kemakmuran dan Kesejahteraan rakyat
tergantung pada prinsip dan konsep pemerintahan sehubungan dengan jalannya
pemerintahan.
7. Seorang Gubernur dan Walikota yang
mencalonkan diri ke daerah lain untuk menjadi Gubernur di daerah lain dianggap tidak
melanggar aturan selama daerah asal memiliki pemimpin pengganti.
8.
Penduduk
DKI Jakarta harus jeli dalam merespons janji para kandidat pemimpinnya, agar
tidak bernasib sama dengan era Gubernur Foke.
e. Diskusi
Indonesia Lawyers Club ditutup oleh Karni Ilyas pada pukul 23.00 WIB
Kesimpulan:
Penduduk
DKI Jakarta harus jeli dalam merespons janji para kandidat pemimpinnya, agar
tidak bernasib sama dengan era Gubernur Foke. Pilihlah janji yang berkualitas
dan memiliki relevansi dengan kondisi DKI Jakarta yang mendesak untuk
diperbaiki. Meski misalnya janji itu tidak berhasil direalisasi, minimal sudah
dimulai pekerjaan pendahuluan sehingga memuluskan langkah selanjutnya.
Semua
calon yang terdapat dalam pemilihan ini
memiliki visi dan misi membangun Jakata masing masing tapi semua ditantang
untuk mengatasi 3 masalah terberat jakarta yakni Banjir dan Kemacetan yang
sudah semakin parah juga Kemiskinan yang semakin merajalela. Siapakah yang
mampu menjadi Pemimpin Jakarta?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar