7 Mei 2012

Notula (Jakarte 1, Siape Punye?)

Olala..this is my new entry :D

Judul Diskusi              : “Jakarte 1, siape punye?”
Hari/Tanggal               : Rabu, 28 Maret 2012
Tempat                        : Jakarta
Waktu                         : Pukul 19.30-23.00 WIB
Pemimpin Dikusi         : Karni Ilyas

Narasumber                 : ­ Ridwan Saidi (Pakar Budayawan)                                        
                                      ­ Sutiyoso (Mantan Gubernur DKI Jakarta)
                                      ­ Dhanang Parikesit (Pakar Transportasi)
                                      ­ Yayat Soeprijatna (Pakar Tatakota)
                                      ­ Erwin Kallo (Pakar Pertanahan)
                                      ­ Faisal Basri (Bakal CAGUB DKI Jakarta)
                                      ­ Hendardji Soepandji (Bakal CAGUB DKI Jakarta)
                                      ­ Basuki Tjahaja Purnama (Bakal CAWAGUB DKI Jakarta)
                                      ­ Alex Noerdin (Bakal CAGUB DKI Jakarta)
                                      ­ Gamawan Fauzi (Menteri Dalam Negeri)
                                      ­ Burhanuddin Muhtadi (Pengamat Politik)
                                      ­ Hidayat Nurwahid (Bakal CAGUB DKI Jakarta)
                                      ­ Didiek Rachbini (Bakal CAWAGUB DKI Jakarta)
                                      ­ Nono Sampono (Bakal CAWAGUB DKI Jakarta)
                                      ­ A. Riza (Bakal CAWAGUB DKI Jakarta)                      
                                      ­ Anwar Fuadi
                                      ­ Ruhut Sitompul

Masalah yang dibahas  : Visi-Misi CAGUB & CAWAGUB DKI Jakarta 2012, serta pandangan para pakar  sehubungan dengan dengan solusi penyelesaian masalah Kemacetan, Kemiskinan, dan Banjir di Jakarta yang sangat kompleks.
Uraian                         :
a.       Pendahuluan
Diskusi Indonesia Lawyers Club dibuka pada pukul 19.30 oleh Karni ilyas dengan menyampaikan Judul/Topik diskusi “Jakarte 1 siape punye?”.

b.      Pertanyaan Diskusi
Sesi ini diisi dengan pertanyaan dari Karni Ilyas untuk narasumber. Pertanyaannya sebagai berikut:
1.      “Jakarte 1,siape punye?”, ditujukan kepada Ridwan Saidi.
2.      “Berikan analisa mengenai konsep lalu lintas di Jakarta!”, ditujukan kepada Sutiyoso.
3.       “Apakah konsep lalu lintas yang dipaparkan oleh Sutiyoso sudah benar, kesalahannya dimana?” ditujukan kepada Dhanang Parikesit.
4.      “Dalam tata ruang Jakarta, didominasi oleh bangunan mall dan akan dibangun 21 mall, benarkah pernyataan tersebut?”, ditujukan kepada Yayat Soeprijatna.
5.      “Dimana letak kesalahan tata kota yang harus diperhatikan?”, ditujukan kepada Yayat Soeprijatna.
6.      “Berikan pendapat mengenai kota yang dijadikan kota bisnis sehingga kehidupan asli kota menjadi hilang?”, ditujukan kepada Erwin Kallo.
7.      “Apa yang akan Mas Faisal lakukan jika terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta?”, ditujukan kepada Faisal Basri.
8.      “Apa yang akan dilakukan untuk mengangkat warga yang berada di garis kemiskinan?”, ditujukan kepada Hendardji Soepandji.
9.      “Apa alasan Anda mencalonkan diri menjadi CAWAGUB DKI Jakarta?”, ditujukan kepada Basuki Tjahaja Purnama.
10.  “Apa yang akan Anda lakukan jika terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta?”, ditujukan kepada Alex Noerdin.
11.  “Bagaimana pendapat Anda mengenai Gubernur Sumatera Selatan, Alex Noerdin dan Walikota Solo, Jokowi yang mencalonkan diri menjadi Gubernur DKI Jakarta?”, ditujukan untuk Gamawan Fauzi.
12.  “Bagaimana pendapat Anda sebagai seorang pengamat mengenai pandangan para pakar terhadap Jakarta?”, ditujukan kepada Burhanuddin Muhtadi.
13.  “Apa konsep nyata Anda untuk Jakarta, dan apa yang mendorong Anda mencalonkan diri menjadi CAGUB DKI Jakarta?”, ditujukan kepada Hidayat Nurwahid.
14.  “Bagaimana pendapat Anda mengenai persoalan masyarakat Jakarta?”, ditujukan kepada Nono Sampono.

c.       Tanggapan Narasumber
1.  Ridwan Saidi, mengatakan bahwa Jakarta adalah milik republik, maka Jakarta memerlukan seorang Gubernur yang mampu melestarikan kebudayaan yang ada.
2.    Sutiyoso, mengatakan bahwa konsep lalu lintas di Jakarta harus didukung oleh monorail, jalan MRT, dan waterway yang memadai untuk mengakses jalan ke daerah-daerah lain.
3.     Dhanang Parikesit, mengatakan bahwa konsep lalu lintas yang dipaparkan oleh Sutiyoso sudah benar, namun harus dibenahi, mengingat ramainya lalu lintas di Jabodetabek serta peningkatan jumlah penduduk yang drastis. Jika hanya menerapkan konsep lalu lintas seperti yang dikatakan Sutiyoso, maka masalah lalu lintas Jakarta belum bisa terselesaikan.
4.       Yayat Soepridjatna, mengatakan bahwa memang benar bahwa kawasan Jakarta dipenuhi dengan bangunan mall dan akan dibangun 21 mall lagi.
5.      Yayat Soepridjatna, mengatakan bahwa letak kesalahan tata ruang Jakarta terletak pada banyaknya jumlah bangunan mall di Jakarta pada pusat kota, serta jarak antar mall yang berdekatan dengan tidak didukung oleh area perparkiran untuk mall. Persoalan lain yang menjadi kesalahan tata ruang Jakarta adalah belum adanya peraturan pendirian bangunan.
6.     Erwin Kallo, mengatakan bahwa kota Jakarta kehilangan kehidupan aslinya ketika NJOP naik dan penduduk berpindah ke daerah lain. Akibatnya Jakarta kehilangan kehidupan asli serta kebudayaan dan menjadi kota bisnis bagi investor dan orang kaya. Praktek ekonomi yang dijalankan dengan sistem Kapitalis juga memicu hilangnya prinsip Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat
7.      Faisal Basri, mengatakan bahwa beliau akan menegakkan disiplin lalu lintas, mengurangi persimpangan, mengatur lampu lalu lintas, dan mengajak rakyat untuk mengawasi jalannya pemerintahan yang menwarkan kemakmuran dan kesejahteraan bagi rakyat, dengan menghindari praktek ekspansi pemerintahan.
8.  Hendardji Soepandji, mengatakan bahwa beliau akan mengangkat warga yang berada dalam garis kemiskinan dengan menerapkan konsep revolusi hijau dengan mengolah lahan kosong dan pembangunan manusia.
9. Basuki Tjahaja Purnama, mengatakan bahwa alasannya mencalonkan diri sebagai CAWAGUB DKI Jakarta adalah ingin memimpin Jakarta menuju sukses seperti beliau memimpin Belitung Timur, namun pada jumlah penduduk di kota megapolitan ini.
10.Alex Noerdin, mengatakan bahwa beliau akan membenahi Jakarta dengan cara menetapkan metode land consolidation yang pro hak rakyat, memberikan pendidikan wajib belajar 12 tahun dan akses berobat gratis.
11.  Gamawan Fauzi, mengatakan bahwa seorang Gubernur dan Walikota yang mencalonkan diri ke daerah lain untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta tidak melanggar aturan, sesuai dengan UUD 1945.
12.  Burhanuddin Muhtadi, mengatakan bahwa Jakarta sebagai pusat ibukota dengan nilai simbolik politik yang tinggi. Para elite politik juga sangat antusias dalam pemilihan Gubernur pada tahun 2012 ini, yang menjadi batu loncatan menuju politik 2014.
13.  Hidayat Nurwahid, mengatakan bahwa beliau akan meneruskan program-program positif yang sudah dilakukan gubernur-gubernur terdahulu dengan cara mengubah kondisi negatif Jakarta menjadi positif dan menjadikan ibu kota sebagai tempat tinggal yang layak dihuni, misalnya dalam mengatasi kemacetan dengan mengenali masalah kemacetan dan membangun sentral-sentral di luar Jakarta. Sedangkan untuk masalah kemiskinan, dengan melakukan tindakan efektif memperbesar anggaran kepada rakyat yang membutuhkan.
14. Nono Sampono, mengatakan bahwa masyarakat Jakarta tidak sekedar membutuhkan gubernur, namun membutuhkan bapak sekaligus sahabat sehingga muncul kepercayaan publik dengan menjadikan masyarakat sebagai subjek perekonomian. Serta meningkatkan skala prioritas dalam kepemimpinan.
15.  A. Riza menambahkan penjelasan mengenai independen yang memiliki legitimasi, serta menjelaskan keinginan independen untuk menjadi pemimpin yang baik, kuat, memiliki kemampuan manajerial yang baik, mampu mengintegrasikan kepentingan rakyat, dan peduli terhadap rakyat.
16.  Anwar Fuadi, menambahkan bahwa beliau sangat bangga karena kehadiran putra-putra bangsa dalam diskusi ILC. Menurut beliau, ada tokoh-tokoh yang menyampaikan visi dan misi yang luar biasa.
17. Ruhut Sitompul menambahkan bahwa beliau mendukung pasangan Foke-Nara akan masuk ke putaran kedua dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta. Ruhut juga menyampaikan pembelaan terhadap Foke-Nara karena merasa tidak bisa menerima pendapat bahwa Foke disebut gagal dalam membangun Jakarta, terutama mengatasi masalah kemacetan.

d.      Pokok-Pokok Diskusi
1.      Jakarta membutuhkan seorang Gubernur yang dapat mengatasi masalah kompleks seperti Banjir, Kemiskinan, dan Kemacetan.
2.   Jakarta membutuhkan seorang Gubernur yang mampu melestarikan kebudayaan Jakarta yang sudah memudar.
3.  Konsep lalu lintas Jakarta masih harus dibenahi, mengingat ramainya lalu lintas di Jabodetabek serta peningkatan jumlah penduduk yang drastis.
4.  Perlunya peraturan pendirian bangunan untuk membatasi jumlah bangunan mall yang mendominasi Jakarta.
5.    Jakarta tidak boleh dijadikan kota bisnis, namun Jakarta harus menjadi kota asli dengan menerapkan prinsip Pancasila yang demokratis.
6.      Kemakmuran dan Kesejahteraan rakyat tergantung pada prinsip dan konsep pemerintahan sehubungan dengan jalannya pemerintahan. 
7.  Seorang Gubernur dan Walikota yang mencalonkan diri ke daerah lain untuk menjadi Gubernur di daerah lain dianggap tidak melanggar aturan selama daerah asal memiliki pemimpin pengganti.
8.      Penduduk DKI Jakarta harus jeli dalam merespons janji para kandidat pemimpinnya, agar tidak bernasib sama dengan era Gubernur Foke.

e.       Diskusi Indonesia Lawyers Club ditutup oleh Karni Ilyas pada pukul 23.00 WIB
Kesimpulan:
Penduduk DKI Jakarta harus jeli dalam merespons janji para kandidat pemimpinnya, agar tidak bernasib sama dengan era Gubernur Foke. Pilihlah janji yang berkualitas dan memiliki relevansi dengan kondisi DKI Jakarta yang mendesak untuk diperbaiki. Meski misalnya janji itu tidak berhasil direalisasi, minimal sudah dimulai pekerjaan pendahuluan sehingga memuluskan langkah selanjutnya.
Semua calon yang terdapat dalam  pemilihan ini memiliki visi dan misi membangun Jakata masing masing tapi semua ditantang untuk mengatasi 3 masalah terberat jakarta yakni Banjir dan Kemacetan yang sudah semakin parah juga Kemiskinan yang semakin merajalela. Siapakah yang mampu menjadi Pemimpin Jakarta?

Tidak ada komentar: